Ponorogo
merupakan salah satu kota kabupaten yang sangat lekat dengan seni dan
budaya. Suatu julukan yang menggambarkan ponorogo adalah kota reyog.
Karena memang di kota inilah reyog lahir dan berkembang. Tidak
dapat dipungkiri bahwa ketenaran reyog telah sampai ke seluruh pelosok
tanah air. Bahkan reyog yang menjadi maskot wisata jawa timur ini sempat di klaim Malaysia. Meskipun demikian reyog
tidak hanya dijadikan maskot/ trademark kabupaten ponorogo tetapi juga
sebagai hiburan yang cukup merakyat. Di setiap kegiatan/ event tidak
jarang kita jumpai pertunjukan reyog.
Reyog Ponorogo |
Tampaknya pemerintah
kabupaten Ponorogo sangat tanggap akan potensi reyog ini sehingga setiap
tahun bertepatan dengan
Grebeg Suro selalu diadakan Festival Reyog Nasional (FRN), yang pesertanya
tidak hanya padepokan-padepokan reyog di ponorogo tetapi juga dari
daerah lain di Indonesia. Hal ini membuktkikan bahwa reyog telah menjadi
budaya nasional yang patut dilestarikan. Selain itu dalam Grebeg Suro
tersebut juga diadakan iring-iringan kirab pusaka dari kota lama pasar pon (makam
Bathoro Katong) ke pendhopo kabupaten, yang dalam pelaksanaannya selalu
dibanjiri oleh ratusan ribu warga yang sangat antusias menyaksikannya.
Sehingga jalan-jalan kota di Ponorogo macet total, tetapi hal ini
nampaknya malah sangat dinikmati oleh warga ponorogo, sehingga apabila
melewatkannya akan timbul kesan tidak puas pada diri masing-masing.
Dalam bidang kuliner
ponorogo sudah masyhur akan kelezatan sate dan pecelnya, maupun segarnya
dawet jabung. Selain itu perlu diketahui bahwa masyarakat ponorogo
sangat doyan ngopi sambil ngankring/ lesehan di warung-warung sehingga
Ponorogo mendapat julukan sebagai kota ngopi. Tidak
peduli tua atau muda, laki atau perempuan, kaya atau miskin, semua
sangat menikmati aktifitas ini. Sontak pinggir-pinggir jalan dipenuhi
dengan warung-warung kopi baik angkringan maupun lesehan. “Sebenarnya
yang dicari dengan ngopi di warung itu bukan kopinya tetapi
obrolannya dengan teman-teman” begitu penuturan salah satu teman saya.
Menurut teman saya yang lain bahwa ngopi itu hanya untuk
menghabiskan waktu luang daripada jenuh di rumah mending ngopi di
angkringan. Teman saya yang kuliah di malang pun menuturkan bahwa
warung-warung kopi di sana selalu penuh dengan orang-orang ponorogo yang
kuliah ataupun kerja disana. Tampaknya budaya ngopi di warung ini telah
menjadi ciri tersendiri bagi warga ponorogo.
Sate Ponorogo |
Selain itu masih banyak objek wisata di ponorogo yang
memiliki potensi besar namun belum begitu dimanfaatkan. Contohnya adalah
Telaga Ngebel Air terjun Tirtosari dan air terjun Pletuk, ketiga objek wisata yang berada di
bagian timur ponorogo ini mempunyai panorama yang menarik dan hawa
pegunungan yang sejuk sehingga cocok untuk liburan ataupun refreshing.
Telaga Ngebel |
Air terjun Tirtosari Ngebel
Pintu masuk Pletuk |
Namun ketiga objek wisata
tersebut belum memiliki fasilitas penunjang yang lengkap seperti tempat
penginapan, tempat hiburan, toko souvenir, maupun fasilitas hiburan yang
lain. Sehingga belum dapat menarik banyak pengunjung khususnya dari
luar kota. Tampaknya objek wisata tersebut apabila dimanfaatkan dengan
baik bisa menambah pendapatan daerah yang lumayan banyak dari sektor
pariwisata.
Air terjun Pletuk |
Disamping itu kita
patut berbangga dengan Ponorogo tercinta ini. Sebab pada tahun 2008 ini
berhasil mendapatkan piala adipura untuk ke-2 kalinya. Yang ditandai
dengan kirab adipura beberapa waktu lalu. Tentu saja hal ini bukan
kebetulan semata melainkan karena kerja keras seluruh warga dan
pemerintah daerah untuk menggalakkan kebersihan. Disamping itu hawa
Ponorogo yang cukup sejuk meskipun berada di dataran rendah bisa menjadi
nilai plus. Jika kita bandingkan dengan kota-kota metropolitan maka
sangat jauh perbedaan suhunya. Hawa sejuk tersebut terjadi karena
banyaknya pohon-pohon yang berderet di sepanjang jalan selain juga masih
banyaknya hutan lindung di kawasan ponorogo. Maka tidak heran jika
Ponorogo berhasil meraih piala Adipura tahun ini. Semoga di tahun depan
Ponorogo berhasil mempertahankan penghargaan ini.
0 komentar:
Posting Komentar