Pencarian

News Update :

Translate

Sekilas Sejarah desa Japan dan Arwah Jaya Drana Jaga Kretek (Jembatan) Mlilir Batas Ponorogo-Madiun

Selasa, 12 Maret 2013

Jawa Timur dilihat dari sisi budaya dibagi  4 wilayah: 1. Wilayah Santri, meliputi daerah tapal kuda (santri Jawa Madura), bagian timur Jawa Timur; 2. Wilayah Arek, meliputi Surabaya dan Malang; 3. Pantai utara (santri Jawa); 4. Daerah Mataraman (daerah pedalaman di tengah, selatan dan bagian barat Jawa Timur).
Ponorogo dilihat dari sisi budaya masuk wilayah Jawa Timur Mataraman, masih dikenal sisi magis. Daerah mataraman ini kental dengan unsur Kejawen (budaya Jawa asli. Namun untuk masa sekarang, karena banyak pendatang, dan masuk berbagai macam informasi, banyak terjadi perubahan pada pola pikir masyarakat Ponorogo dengan menjauhi sisi pikiran yang tidak rasional, jangan khawatir di tempat ini masih ada sisa-sisa unsur masa lampau yang setidaknya masih diyakini oleh sebagian warga.
***********************
Lokasi Desa Japan berada di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Desa ini berkaitan dengan berdirinya Kabupaten Ponorogo sekarang. Diceritakan, dua orang punggawa Kerajaan Majapahit,  Jaya Dipa dan Jaya Drana mendapat  tugas dari Brawijaya V (Raja Majapahit menjelang Majapahit runtuh) untuk menyerahkan pusaka  kerajaan kepada Bathoro Katong cucunya. Dalam pencarian itu sampai di wilayah sebelah barat Gunung Wilis.
Mereka mencari Bathoro Katong, karena persoalan yang dihadapi mereka beribadah, dengan bertapa secara terpisah. Jaya Drana bertapa di Gua Bedhalisada dan Jaya Dipa di dekat Gua Sigalagala, daerah Tajug sekarang. Kedua orang itu terus menjalani ibadah. Sekali-kali mereka menghentikan ibadah mereka dan berjanji bertemu dan bermain dakon sebagai hiburan. Tempat bermain itu diberi nama Watu Dakon, sekarang lokasinya tepat berada di komplek Kampus Stain, (sekolah Tinggi Agama Islam) sebelah utara Mesjid Stain (, bekasnya masih ada dan berupa gundukan batu. Sebagian lagi berada di bawah bangunan Aula Watu Dakon. Tempat itu dulu diyakini sebagai tempat pertemuan rapat-rapat penting Bathoro Katong (pendiri Ponorogo)Watu Dakon masuk wilayah Desa Ronowijayan, Kecamatan Siman. Di lokasi watu dakon konon sering muncul sosok pria duduk di sekitar lokasi, kemungkinan ia adalah jelmaan Jaya Drana yang arwahnya masih gentayangan. Eyang Jaya Drana ini sosok baik dan tidak pernah mengganggu. Dulu waktu pelaksanaan renovasi Aula Watu Dakon (milik Stain) penduduk sekitar melihat sosok rombongan kereta kuda di malam hari. Karena kesan magis yang diyakini sampai sekarang ada ketakuran yang serius untuk memindahkan watu dakon itu
Jaya Drana bertapa gentur  sampai masuk alam bawah sadar, kasat mata dan meninggal menyatu dalam roh yang terbang melayang. Roh Jaya Drana ini dapat dikendalikan Bathoro Katong dan diperintahkan untuk menjaga pintu gerbang masuk Kota Ponorogo, di kreteg-kreteg, jembatan-jembatan seperti Ketegan (dekat Gedung Goong FM), Keyang di Kecamatan Jetis sekarang, Sekayu di Kecamatan Sukorejo, dan Milir (Tapal batas dengan Kabupaten Madiun di utara).
Bagi mereka yang percaya akan kegaiban Jaya Drana, berpendapat bahwa Jaya Drana masih hidup sampai sekarang, tetapi berupa roh yang terbang dan tidak kelihatan. Sampai saat ini terkadang ia menampakkan diri dan kadang-kadang juga menghilang. Sosok roh positif hadir dalam jiwa Jaya Drana, ia akan memerangi roh-roh jahat yang mengganggu manusia. Bahkan mereka yang percaya, roh Jaya Drana ini dipuja untuk kesembuhan penyakit atau karena gangguan roh jahat.
Jaya Dipa banyak membantu Bathoro Katong dalam membangun Kota Ponorogo. Pusaka Majapahit ia serahkan kepadanya, sebagai pertanda penguasa Ponorogo. Jaya Dipa menjadi tokoh yang dihormati tinggal di lingkungan pemerintahan Bathoro Katong. Ia dimakamkan di dekat Gua Sigalagala yang sekarang menjadi pepundhen (sesembahan) masyarakat desa setempat. Desa ini bernama Japan berasal dari kata jayadipan  disingkat menjadi Japan.
Share this Article on :

7 komentar:

syah natanegara mengatakan...

Saya bingung, antara lokasi goa sigalagala tempatnya jaya dipa, itu di tajug ap japan?

Unknown mengatakan...

di tajuk situ ada gua yang rencananya tembus dengan kerajaannya dewi songgolangit, tapi waktu pembangunan di hentikan, trus di uruk jadi tanahnya embag(becek) di namakan ngembak, nama guanya lupa hehehe

Unknown mengatakan...

7 di tajuk situ ada gua yang rencananya tembus dengan kerajaannya dewi songgolangit, tapi waktu pembangunan di hentikan, trus di uruk jadi tanahnya embag (becek) di namakan ngembak, nama guanya lupa hehehe

Unknown mengatakan...

baru nemu artikel ini jdi tambah bingung..btw sumbernya drimana y??
kata artikel ni gua sigalagala di tajuk. padahal kan makam Mbah Japan (biasa disebut gitu) ada di depan Mtsn Ponorogo. kalo soal gua, dbelakang Mtsn tu ada pohon asem yg kata orang sih ada gua gaibnya.

Unknown mengatakan...

Saya tinggal di desa japan, makam jayadipa berada di desa japan dan gua sigala-gala berada dibelakangnya. Gua tersebut adalah gua yang gaib. Sedangkan gua di tajug dulu konon ada yang sampe kediri tempat dewi songgolangit. Ttp itu bukan gua sigala-gala.

Unknown mengatakan...
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
DIDIK PRASETIYO mengatakan...

Kebalek..sigolo golo di japan..yg tajuk guo bedali ato bedalisodho..kera putih anoman

Posting Komentar

 

© Copyright Arek Japan Kulon 2010 -2011 | Design by Bukan Gagal Maksud | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.