Pencarian

News Update :

Translate

SOAL PKI YANG KEMBALI MENCUAT,NU TOLAK MEMINTA MAAF

Selasa, 16 April 2013


Gerakan eks anggota Partai Komunis
Indonesia (PKI) dan keturunannya
yang meminta agar pemerintah, TNI
dan Nahdlatul Ulama meminta maaf, memberi kompensasi, dan
rehabilitasi, kini menimbulkan pro-
kontra. Rais Syuriah PBNU KHA
Hasyim Muzadi menyampaikan
harus diakui, kini banyak anak-anak
muda yang mulai tertarik dengan ajaran Marxisme dan banyak
kalangan yang mulai melihat
pemberontakan G-30-S/PKI sebagai
rekayasa Orde Baru, padahal
generasi sekarang tidak tahu banyak
tentang PKI. “NU punya bukti siapa mereka," ungkapnya. Sedangkan, Ketua PBNU HA Slamet
Effendy Yusuf menegaskan bahwa
pihaknya menolak meminta maaf
kepada Partai Komunis Indonesia
(PKI) karena PKI bukanlah korban,
melainkan pemberontak. Para anggota PKI dan keturunannya
memang menuntut negara, TNI, dan
NU meminta maaf. “Tapi hal itu
tidak mungkin karena NU itu anti-
komunis dan komunis itu
bertentangan dengan Pancasila," katanya. NU memiliki bukti sejarah bahwa
PKI adalah pemberontak yakni
shalawat badar dan Banser.
Shalawat Badar diciptakan pimpinan
NU di Banyuwangi untuk melawan
PKI. “Jadi hal itu membuktikan bahwa PKI itu musuh, bukan
korban," tegas Slamet. Untuk itu, KHA Hasyim Muzadi juga
mengajak negara dan TNI untuk
tidak melayani tiga tuntutan PKI
yakni meminta maaf, kompensasi,
dan rehabilitasi. Kalangan NU kini
justru harus waspada, karena dikhawatirkan keturunan PKI
sekarang bukan berhadapan
langsung dengan TNI, NU, dan
negara, melainkan melakukan
penyusupan. Penyusupan itu bukan
hanya dalam bentuk "Paguyuban Korban Orde Baru", namun mereka
juga menyusup ke parlemen di
Senayan, birokrasi melalui pilkada
langsung, dan bahkan menyusup ke
NU," pungkasnya. (KF-NAP/Vey/
Antara/Inilah)
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Arek Japan Kulon 2010 -2011 | Design by Bukan Gagal Maksud | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.