Upaya Kementerian Perdagangan mendorong penurunan suku bunga bank
melalui perbaikan iklim investasi, disambut positif oleh Pengurus Besar
Nahdlatul Ulama (PBNU). Meski demikian, harus diperhatikan juga
kemungkinan pengetatan peminjaman oleh bank yang sebaliknya akan
menyulitkan pelaku usaha.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU M. Sulton Fatoni, mengatakan penurunan suku bunga dapat dipastikan memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan usaha kecil, mikro, dan menengah. Namun kebijakan tersebut biasanya akan dibarengi dengan pengetatan peminjaman, dan hal tersebut harus dapat diantisipasi sejak dini.
"Jangan sampai suku bunga turun, tapi mencari kredit menjadi susah. Itu akan percuma," kata Sulton dalam rilis yang diterima Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (7/6/2013).
Menurut Sulton, bagi usaha kecil, mikro, dan menengah, terdapat tiga kebutuhan yang harus didapat untuk menjaga kelangsungan usaha, yaitu kamudahan akses modal, kecepatan dalam memperolehnya, dan suku bunga yang rendah.
"Dari tiga kebutuhan itu yang krusial adalah kemudahan akses modal dan kecepatan dalam memperolehnya. Jika saat ini suku bunga memang belum dapat diturunkan, sebaiknya Pemerintah fokus di perbaikan kemudahan dan kecepatan akses modal bagi pelaku usaha," kata Sulton.
Pengurus Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur ini menambahkan, saran yang disampaikannya tersebut berdasarkan pengalaman melayani nasabah jasa keuangan yang dijalankan BMT Sidogiri, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah.
Lebih lanjut Sulton juga mengatakan, penurunan suku bunga bank yang tengah diupayakan sebaiknya difokuskan untuk pengusaha mikro, kecil, dan menengah. "Harus dibedakan antara kelas hijau, kuning, dan merah. Jangan sampai suku bunga bank rendah nantinya justru tidak dinikmati kelompok hijau yang sejatinya lebih membutuhkan dibandingkan kelompok merah," katanya mengumpamakan tingkatan pengusaha dengan warna.
Sebagaimana diketahui, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat pembukaan Interior and Craft (INCA) 2013 di JCC Senayan, Jakarta, mengatakan suku bunga di Indonesia yang cukup tinggi akan jadi kendala di starting line. Gita membandingkan dengan Malaysia yang hanya 2 persen, sedangkan Indonesia 15 persen. Gita berharap suku bunga di Indonesia 5-7 persen agar bisa bersaing dengan negara setara.
Wakil Sekretaris Jenderal PBNU M. Sulton Fatoni, mengatakan penurunan suku bunga dapat dipastikan memiliki pengaruh positif terhadap pertumbuhan usaha kecil, mikro, dan menengah. Namun kebijakan tersebut biasanya akan dibarengi dengan pengetatan peminjaman, dan hal tersebut harus dapat diantisipasi sejak dini.
"Jangan sampai suku bunga turun, tapi mencari kredit menjadi susah. Itu akan percuma," kata Sulton dalam rilis yang diterima Tribunnews.com di Jakarta, Jumat (7/6/2013).
Menurut Sulton, bagi usaha kecil, mikro, dan menengah, terdapat tiga kebutuhan yang harus didapat untuk menjaga kelangsungan usaha, yaitu kamudahan akses modal, kecepatan dalam memperolehnya, dan suku bunga yang rendah.
"Dari tiga kebutuhan itu yang krusial adalah kemudahan akses modal dan kecepatan dalam memperolehnya. Jika saat ini suku bunga memang belum dapat diturunkan, sebaiknya Pemerintah fokus di perbaikan kemudahan dan kecepatan akses modal bagi pelaku usaha," kata Sulton.
Pengurus Baitul Mal Wa Tamwil (BMT) Sidogiri, Pasuruan, Jawa Timur ini menambahkan, saran yang disampaikannya tersebut berdasarkan pengalaman melayani nasabah jasa keuangan yang dijalankan BMT Sidogiri, terutama usaha mikro, kecil, dan menengah.
Lebih lanjut Sulton juga mengatakan, penurunan suku bunga bank yang tengah diupayakan sebaiknya difokuskan untuk pengusaha mikro, kecil, dan menengah. "Harus dibedakan antara kelas hijau, kuning, dan merah. Jangan sampai suku bunga bank rendah nantinya justru tidak dinikmati kelompok hijau yang sejatinya lebih membutuhkan dibandingkan kelompok merah," katanya mengumpamakan tingkatan pengusaha dengan warna.
Sebagaimana diketahui, Menteri Perdagangan Gita Wirjawan saat pembukaan Interior and Craft (INCA) 2013 di JCC Senayan, Jakarta, mengatakan suku bunga di Indonesia yang cukup tinggi akan jadi kendala di starting line. Gita membandingkan dengan Malaysia yang hanya 2 persen, sedangkan Indonesia 15 persen. Gita berharap suku bunga di Indonesia 5-7 persen agar bisa bersaing dengan negara setara.
http://www.tribunnews.com/2013/06/07/pbnu-minta-penurunan-bunga-bank-tak-persulit-pemberian-kredit
0 komentar:
Posting Komentar