Pencarian

News Update :

Translate

Situs Ponorogo

Kamis, 01 Agustus 2013

PONOROGO-Tim keraton Solo, Jawa Tengah menurunkan tim meneliti sejumlah situs penemuan yang ada di Dusun Medang, Desa/Kecamatan Sampung, Kabupaten Ponorogo menyusul, ditemukannya berbagai benda cagar budaya yang ada di kampung yang berbatasan langsung dengan Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah itu.




Tim peneliti kerajaan ini turun setelah mengetahui ada potensi sejumlah situs yang diduga sebagai situs peninggalan kerajaan kuno. Meski sebelumnya Sampung hanya dikenal sebagai penghasil gamping.
Ini menyusul adanya penemuan sejumlah benda bersejarah. Di antaranya, bongkahan batu besar yang terpendam dan kelihatan dipermukaan tanah sekitar 30 sentimeter. Setelah bongkahan batu yang berada di pekarangan warga itu digali ternyata terdapat relief di permukaan bongkahan batu tersebut menyerupai gambar monyet yang sedang mengangkat dengan kedua tangan dan kakinya dipakai jongkok.
situs medang (1)Sehingga setelah diteliti disebut arca ngangkang, kemudian disusul penemuan arca Lingga Yoni yang berbentuk sebuah batu kotak menyerupai lumpang dengan lubang di atasnya yang tak jauh dari batu ngangkang. Menurut peneliti Arca Lingga Yoni tersebut merupakan arca yag menggambarkan adanya kemakmuran karena melambangkan alat kelamin perempuan dan laki-laki.
Setelah ditemukan arca Ngangkang dan Lingga warga menmukan batu tapal batas Yakni sebuah batu yag berbentuk kotak menyerupai batas wilayah yang muncul setinggi 50 sentimeter dari permukaan tanah di pekarangan rumah almarhum Kemis warga RT 4, RW 02, Dusun Medang, Desa/Kecamatan Sampung.
Batu yang berbentuk kotak persegi panjang dengan ukuran kurang lebih panjang 60 sentimeter dan lebar 50 sentimeter tersebut serta ujungnya muncul di permukaan tanah sekitar 60 sentimeter tersebut, konon sudah ada sejak dahulu.
Salah seorang warga, NY Sunarti (45) yang rumahnya persis berada di depan batu tapal batas menceritakan jika batu tapal batas itu, sudah ada sejak jaman kakek dan nenek moyangnya. Bahkan tidak pernah berubah atau bergeser. Alasannya, selama ini tidak ada yang pernah bermain-main dengan batu itu.
“Kalau kedalamannya belum ada yang melihat atau mengeceknya karena tidak ada yang berani memindahkannya. Anak-anak hanya bermian di sekitar batu tetapi tak pernah berani menginjak atau bermain di atas batu itu,” terangnya kepada Surya, Rabu (20/3/2013).
Keberadaan benda-benda yang diyakini peninggalan kerajaan itu diperkuat keterangan Sumarno (32) yang menceritakan pengalamannya saat mengikuti tim peneliti dari Keraton Solo ketika meneliti beberapa situs di Dusun Medang, termasuk salah satunya batu tapal batas di pekarangan Mbah Kemis.
Tim peneliti dari Keraton Solo yang dipimpin Totok Mardianto itu datang ke Medang sekitar sepekan lalu. Menurut Sumarno, berdasarkan penjelasan Totok Mardianto kedatangan tim Kerajaan Solo ke Dusun Medang tersebut karena Keraton Solo ingin mencari dan menelusuri silsilah Kerajaan Solo dan Keraton Jogjakarta dengan istilah ngumpulne balung pisah (Mengumpulkan Balung Berserakan).
“Karena ingin mencari data valid keterkaitan kerajaan tempo dulu dengan sejumlah situs di Medang ini. Apalagi kata Medang ada kaitanya dengan nama-nama Kerajaan Medang. Jika di Kediri ada Medang Kahuripan, di Sidoarjo ada Medang Kamulan dan di wilayah Jogjakarta ada Medang Kamulyan.”
Situs Medang ini hampir mirip dengan situs Kerajaan Medang Kamulyan di Jogjakarta pada jaman Raja Aji Soko hingga Dewata Cengkar yang pernah hidup di tahun 5.500 Sebelum Masehi (SM),paparnya menirukan cerita para peneliti.
Selain itu, Sumarno yang juga tokoh masyarakat setempat ini mengakui jika sejumlah situs di Desa Sampung ini merupakan situs tertua di jaman kerajaan. Hal itu bisa dilihat dari deretan cerita relief masyarakat Jawa serta dilihat dari huruf Aksara Jawa yang tertulis di sejumlah bebatuan yang ditemukan.
“Kata para peniliti situs-situs disini memang sangat tua dan dikatakan lebih tua dari lainnya,” imbuh Sumarno sambil membuka rekaman penjelasan dari Totok Mardianto.
Selain itu, Sumarno menceritakan hasil penelitian Totok Mardianto, dimungkinkan Situs Medang di Desa Sampung merupakan peninggalan kerajaan Medang Kamulyan yang ada di sekitar Jogjakarta. Perpindahan ke Jawa timur karena peristiwa adanya Gunung Merapi meletus pada jaman itu. Apalagi, Sampung masih merupakan perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah.
“Situsnya banyak yang mirip dengan Kerajaan Medang Kamulyan di Yogyakarta. Dugaan Totok jika batu tapal batas yang ada di pekarangan Mbah Kemis dikeruk kemungkinan dibawahnya terdapat candi. Karena Borobudur pertamna kali ditemukan juga hanya terlihat seperti batu tapas batas. Bahkan Candi Borobudur usianya masih kalah tua dengan Situs Medang di Sampung,” jelas Sumarno menirukan Totok.
Hingga kini, kata Sumarno semua situs yang ada di Sampung masih ada, terutama batu tapal batas, dan Lingga Yoni serta Guo Lowo. Pasalnya, untuk arca batu ngangkang sudah dipindah ke BP3, Trowulan di Mojokerto.
“Kemarin, saat meneliti batu tapal batas Pak Totok juga menemukan makam kuno di belakang batu tapal batas. Tepatnya di tepi sungai Sampung yang berjarak tak jauh dari tapal batas,” pungkasnya.
Sementara Kepala Desa Sampung, Sutarno mengaku jika semua situs yang ada di Dusun Medang itu sudah ada sejak jaman kakek neneknya. “Kalau memang para ahli mau meneliti dan menemukan situs lainnya yang masih terpendam kami persilahkan. Karena kami yakin itu aset wisata budaya dan peninggalan bersejarah yang harus diawasi, dijaga, dan dipelihara. Syukur-syukur di bangun musium di Medang karena banyak peninggalan bersejarah. Apalagi yang meneliti mulai dari Perguruan Tinggi dari Bandung seperti ITB, BP3 Trowulan dan terakhir dari Keraton Solo,” katanya.
Sementara, secara terpisah Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Pemkab Ponorogo, Sapto Jadmiko menegaskan semua situs di Medang masih dalam tahap penilitian BP3 Trowulan. Pasalnya, Ponorogo berada di wilayah kendali dan kewenangan BP3 Trowulan. Menurutnya, pihaknya menunggu hasil penelitian BP3 Trowulan yang sejak 3 harilalu melaksanakan penelitian secara total ke Sampung.
SURYA.CO.ID
Sampung ponorogo, penemuan situs baru medang ponorogo, berita ponorogo sampung, penemuan situs ponorogo, situs medangkamulan, guo lowo sampung ponorogo, sejarah kerajaan ponorogo, sejarah guo lowo ponorogo, penemuan benda purbakala didepan rumah diponorogo, situs di ponorogo, situs di sampung ponorogo, peninggalan kerajaan medang dan penjelasannya, Profil desa sampung kecamatan sampung kabupaten pononorogo jawa timur, prostitusi ponorogo, tim keraton solo di situs medang sampung, sejarah desa medang ponorogo, situs sejarah ponorogo, situs sejarah di sampung, sejarah desa sampung ponorogo, Situs medangponorogo, siapa peneliti kebudayaan sampung ponorogo, sejarah medang kamulan ponorogo, situs medang kamulan makam, sejarah medang kamulyan di jawa tengah, situs kerajaan kuno, www kerajaan yagng berada di ponorogo com, penemuan situs di jawa timur, budaya yang ada di ponorogo, Budaya di ponorogo, berita terkini situs trowulan, berita penemuan emas di situs medang kamulan, berita keraton solo, berita kecamatan sampung ponorogo, berita baru di sampung ponorogo, benda benda yg ada di jawa tengah, candi terpendam situs kerajaan kuno, desa sampung ponorogo, dusun yang ada di ponorogo, medang sampung, Penemuan sejarah ponorogo, penemuan d ponorogo, penemuan bersejarah di ponorogo, kraton solo, kerajaan solo, kerajaan ponorogo kuno, guo yang ada di ponorogo, batu bongkahan.
radiokarinafm.com
Share this Article on :

3 komentar:

Unknown mengatakan...

Mungkin ada kaitannya dengan yang di desa saya. disana ada lingga dan yoni juga bahkan masih utuh, ada juga seperti candi tapi kecil 50 cm. jika ada yang berminat bisa menghubungi saya di 08159510440. Saya bersedia mengantar untuk menunjukkan

Anonim mengatakan...

Di desa mlarak juga ada, dekat makam umum belakang masjid, di bawah pohon asem tua

Anonim mengatakan...

Di desa mlarak juga ada, dekat makam umum belakang masjid, di bawah pohon asem tua

Posting Komentar

 

© Copyright Arek Japan Kulon 2010 -2011 | Design by Bukan Gagal Maksud | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.