JAKARTA - Inisiator hak angket Century Lily Chotijah Wahid menilai reaksi berlebihan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait penyadapan yang dilakukan intelijen Australia tak lain karena khawatir pembicaraan mengenai kebijakan bailout Century bocor ke publik.
"Yang dikhawatirkan dari penyadapan itu takut dibocorkannya oleh Edward Snowden. Jangan-jangan penyadapan itu ada kaitannya dengan pembicaraan SBY-Sri Mulyani," jelas Lily Wahid saat berbincang dengan Okezone, Sabtu (23/11/2013).
Mantan Anggota Fraksi PKB ini meyakini bila SBY mungkin akan bereaksi keras terhadap aksi penyadapan Australia, kecuali ada hal yang sangat ditakuti oleh SBY. Tentu kata dia, desakan publik yang sangat keras saat ini mengenai kasus pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.
"Kenapa SBY begitu marah ya karena khawatir pembicaraan SBY dan Sri Mulyani terkait bailout century bocor," jelas dia.
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkesan tertutup disinggung soal jadwal pemeriksaan Wakil Presiden (Wapres) Boediono terkait penyidikan kasus pemberian Fasilitas Pendanaan Jangka Pendek (FPJP) dan penetapan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik.
"Saya belum tahu. Dari tadi pagi banyak telefon, SMS, BBM, tanya apa benar Wapres diperiksa. Nanti kalau saya dapat info saya beritahu," kata Johan Budi saat dikonfirmasi, wartawan, Sabtu (23/11/2013).
KPK dikabarkan hari ini memeriksa Boediono terkait kasus Bank Century. Belum ada keterangan resmi ihwal pemeriksaan tersebut. Konon, Boediono akan diperiksa di Istana Wakil Presiden dalam kapasitas sebagai mantan Gubernur Bank Indonesia.
Namun para petinggi KPK seperti kompak merahasiakan. Wakil Ketua KPK, Bambang Widjojanto, tidak membalas SMS saat dikonfirmasi. Ketika ditelepon, nomor Bambang tidak aktif.
Direktur penyidikan KPK, Wareh Sadono, juga begitu. Ia tidak membalas pesan singkat soal isu pemeriksaan Boediono atau pun mengangkat telepon. Ditemui sebelum acara Rapat Pimpinan Nasional (Rapimnas) Partai Golkar, Abraham Samad, mengklaim belum mengetahui Boediono diperiksa hari ini.
"Kebetulan saya baru dapat informasi itu dari anda. Saya belum tahu persis jadwal, yang jelas saya belum tahu, belum mengetahui," kata Abraham sebelum acara Rapat Pimpinan Partai Golkar di Hotel JW Luwasa, Jakarta Selatan pagi tadi.
Namun, kata Abraham, siapapun yang dibutuhkan keterangannya terkait kasus korupsi bakal diperiksa, meski yang bersangkutan menjabat Wakil Presiden. Abraham menegaskan semua orang di muka hukum sejajar.
"Siapa pun orang yang dibutuhkan keterangannya oleh KP akan diperiksa. Semua orang di depan hukum sama, wartawan, Wakil Presiden, tidak ada privillage," ujar Abraham.
Boediono diperiksa sebagai saksi ihwal dugaan korupsi tersangka Century, mantan Deputi V Bidang Pengawasan Bank Indonesia, Budi Mulya. Budi Mulya merupakan Deputi V Bidang Pengawasan Bank Indonesia ketika bailout Century dikucurkan. Dia disebut-sebut sebagai pihak yang bertanggung jawab terkait kucuran dana bailout Bank Century sebesar Rp6,7 triliun.
Abraham mengaku akan segera meminta konfirmasi kebenaran berita pemeriksaan Boediono. "Nanti saya akan meminta konfirmasi ke Deputi Penindakan soal pemeriksaan Boediono," tegas Abraham.
Anggota Komisi III DPR, Nudirman Munir, menduga kasus Bank Century yang membuat mantan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Antasari Azhar, di penjara saat ini.
Alasannya, pada saat menjabat sebagai Ketua KPK, Antasari dengan tegas akan memberantas dalang dibalik bilout Bank Century yang diduga merugikan negara hingga Rp6,7 triliun tersebut.
"Kasus itu kan telah disampaikan oleh pak Antasari Azhar, bahwa 'boleh saja itu kalau untuk kepentingan bangsa enggak masalah, tapi kalau ada kepentingan jahat dari pribadi atau kelompok, maka saya akan sikat.' Oleh sebab itu lah Antasari pada posisinya yang sekarang (dibui)," ungkap Nudirman menirukan perkataan Antasari kepada Okezone, usai Rapimnas Partai Golkar di Hotel JS Luwasa, Jumat (22/11/2013).
Dalam kasus Bank Century sendiri, mantan Presiden Jusuf Kalla telah memberikan keterangannya pada KPK. JK mengatakan kesimpulan itu diambil berdasarkan rapat pada 21 November 2008 antara dirinya dengan Gubernur Bank Indonesia yang kini menjadi Wakil Presiden, Budiono, Menteri Keuangan, Sri Mulyani, dan sejumlah menteri lain.
"Pada 21 November 2008 sore kita rapat, Ibu Sri Mulyani dan Boediono dan beberapa menteri semua sepakat menjelaskan tidak ada krisis di ekonomi kita, semua aman," kata dia usai diperiksa sebagai saksi di KPK, Kamis 21 November 2013.
Sedangkan untuk posisi Antasari, telah divonis 18 tahun atas kasus pembunuhan Direktur PT Putra Rajawali Banjaran Nasrudin Zulkarnaen oleh majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Selatan pada Februari 2010.
Konspirasi tingkat Dewa
0 komentar:
Posting Komentar