Jawa Timur dilihat dari sisi budaya dibagi 4 wilayah: 1. Wilayah Santri, meliputi daerah tapal kuda (santri Jawa Madura), bagian
timur Jawa Timur; 2. Wilayah Arek, meliputi Surabaya dan Malang; 3.
Pantai utara (santri Jawa); 4. Daerah Mataraman (daerah pedalaman di
tengah, selatan dan bagian barat Jawa Timur).
Ponorogo dilihat dari sisi budaya masuk wilayah Jawa Timur Mataraman,
masih dikenal sisi magis. Daerah mataraman ini kental dengan unsur
Kejawen (budaya Jawa asli. Namun untuk masa sekarang, karena banyak
pendatang, dan masuk berbagai macam informasi, banyak terjadi perubahan
pada pola pikir masyarakat Ponorogo dengan menjauhi sisi pikiran yang
tidak rasional, jangan khawatir di tempat ini masih ada sisa-sisa unsur masa lampau yang setidaknya masih diyakini oleh sebagian warga.
***********************
Lokasi
Desa Japan berada di Kecamatan Babadan Kabupaten Ponorogo. Desa ini
berkaitan dengan berdirinya Kabupaten Ponorogo sekarang. Diceritakan,
dua orang punggawa Kerajaan Majapahit, Jaya Dipa dan Jaya Drana mendapat tugas dari Brawijaya V (Raja Majapahit menjelang Majapahit runtuh) untuk menyerahkan pusaka kerajaan kepada Bathoro Katong cucunya. Dalam pencarian itu sampai di wilayah sebelah barat Gunung Wilis.
Mereka
mencari Bathoro Katong, karena persoalan yang dihadapi mereka
beribadah, dengan bertapa secara terpisah. Jaya Drana bertapa di Gua
Bedhalisada dan Jaya Dipa di dekat Gua Sigalagala, daerah Tajug
sekarang. Kedua orang itu terus menjalani ibadah. Sekali-kali mereka
menghentikan ibadah mereka dan berjanji bertemu dan bermain dakon
sebagai hiburan. Tempat bermain itu diberi nama Watu Dakon, sekarang
lokasinya tepat berada di komplek Kampus Stain, (sekolah Tinggi Agama
Islam) sebelah utara Mesjid Stain (, bekasnya masih ada dan berupa
gundukan batu. Sebagian lagi berada di bawah bangunan Aula Watu Dakon.
Tempat itu dulu diyakini sebagai tempat pertemuan rapat-rapat penting
Bathoro Katong (pendiri Ponorogo)Watu Dakon masuk wilayah Desa
Ronowijayan, Kecamatan Siman. Di lokasi watu dakon konon sering muncul
sosok pria duduk di sekitar lokasi, kemungkinan ia adalah jelmaan Jaya
Drana yang arwahnya masih gentayangan. Eyang Jaya Drana ini sosok baik
dan tidak pernah mengganggu. Dulu waktu pelaksanaan renovasi Aula Watu
Dakon (milik Stain) penduduk sekitar melihat sosok rombongan kereta kuda
di malam hari. Karena kesan magis yang diyakini sampai sekarang ada
ketakuran yang serius untuk memindahkan watu dakon itu
Jaya Drana bertapa gentur sampai
masuk alam bawah sadar, kasat mata dan meninggal menyatu dalam roh yang
terbang melayang. Roh Jaya Drana ini dapat dikendalikan Bathoro Katong
dan diperintahkan untuk menjaga pintu gerbang masuk Kota Ponorogo, di kreteg-kreteg, jembatan-jembatan
seperti Ketegan (dekat Gedung Goong FM), Keyang di Kecamatan Jetis
sekarang, Sekayu di Kecamatan Sukorejo, dan Milir (Tapal batas dengan
Kabupaten Madiun di utara).
Bagi
mereka yang percaya akan kegaiban Jaya Drana, berpendapat bahwa Jaya
Drana masih hidup sampai sekarang, tetapi berupa roh yang terbang dan
tidak kelihatan. Sampai saat ini terkadang ia menampakkan diri dan
kadang-kadang juga menghilang. Sosok roh positif hadir dalam jiwa Jaya
Drana, ia akan memerangi roh-roh jahat yang mengganggu manusia. Bahkan
mereka yang percaya, roh Jaya Drana ini dipuja untuk kesembuhan penyakit
atau karena gangguan roh jahat.
Jaya
Dipa banyak membantu Bathoro Katong dalam membangun Kota Ponorogo.
Pusaka Majapahit ia serahkan kepadanya, sebagai pertanda penguasa
Ponorogo. Jaya Dipa menjadi tokoh yang dihormati tinggal di lingkungan
pemerintahan Bathoro Katong. Ia dimakamkan di dekat Gua Sigalagala yang
sekarang menjadi pepundhen (sesembahan) masyarakat desa setempat. Desa ini bernama Japan berasal dari kata jayadipan disingkat menjadi Japan.
7 komentar:
Saya bingung, antara lokasi goa sigalagala tempatnya jaya dipa, itu di tajug ap japan?
di tajuk situ ada gua yang rencananya tembus dengan kerajaannya dewi songgolangit, tapi waktu pembangunan di hentikan, trus di uruk jadi tanahnya embag(becek) di namakan ngembak, nama guanya lupa hehehe
7 di tajuk situ ada gua yang rencananya tembus dengan kerajaannya dewi songgolangit, tapi waktu pembangunan di hentikan, trus di uruk jadi tanahnya embag (becek) di namakan ngembak, nama guanya lupa hehehe
baru nemu artikel ini jdi tambah bingung..btw sumbernya drimana y??
kata artikel ni gua sigalagala di tajuk. padahal kan makam Mbah Japan (biasa disebut gitu) ada di depan Mtsn Ponorogo. kalo soal gua, dbelakang Mtsn tu ada pohon asem yg kata orang sih ada gua gaibnya.
Saya tinggal di desa japan, makam jayadipa berada di desa japan dan gua sigala-gala berada dibelakangnya. Gua tersebut adalah gua yang gaib. Sedangkan gua di tajug dulu konon ada yang sampe kediri tempat dewi songgolangit. Ttp itu bukan gua sigala-gala.
Kebalek..sigolo golo di japan..yg tajuk guo bedali ato bedalisodho..kera putih anoman
Posting Komentar