Aksi Densus 88 Akan Mendulang Antipati & Jadikan Polisi Sebagai Musuh
Minggu, 12 Mei 2013
JAKARTA - Selain menilai bahwa Densus 88 tak pernah belajar dari pengalaman dan masih tetap saja menghilangkan nyawa seseorang seenaknya, pemerhati kontra-terorisme, Harits Abu Ulya menyatakan aksi penyergapan yang disiarkan live di televisi tersebut akan mendulang antipati masyarakat.
Ia menengarai, aksi tersebut merupakan serangan balik dari desakan beberapa elemen masyarakat beberapa waktu lalu yang ingin membubarkan Densus 88. Dengan demikian Polri ingin menggiring opini bahwa eksistensi Densus 88 masih dibutuhkan.
“Dan di balik aksi Densus kali ini saya mengeja adalah bagian rangkaian dari aksi-aksi sebelumnya dengan target memberikan pesan kepada publik bahwa Densus masih diperlukan eksistensinya. kata Harits Abu Ulya kepada voa-islam.com, Jum’at (10/5/2013).
Padahal dalam waktu dekat Komisi III berencana membentuk Panja terhadap kinerja Densus 88 demikian pula dengan Komnas HAM yang akan melakukan rapat paripurna terkait temuan dugaan pelanggaran HAM Densus 88.
“Mengingat dalam bulan-bulan ini Komisi III DPR RI akan membentuk Panja terkait Densus. Evaluasi kinerja dan keuangan Densus sangat mungkin dilakukan dan Panja DPRD Poso juga akan ke Komisi III membeberkan bukti-bukti kejahatan Densus. Di sisi lain Komnas HAM juga memparipurnakan hasil investigasinya terkait kejahatan Densus dan kesimpulannya mengarah bahwa benar adanya Densus diduga kuat melakukan pelanggaran HAM serius dan bahkan bisa dibuat pengadilan ad hoc (HAM) untuk mengadili Densus,” bebernya.
Harits memandang bahwa aksi heroisme Densus 88 yang disiarkan melalui televisi ini justru akan kontraproduktif.
“Nah, kalau beberapa hari ini Densus seolah di atas angin dengan dibantu media TV yang jadi Public Relation (PR)-nya (TV One) maka bagi yang jeli dan kritis akan melihat bahwa heroisme Densus adalah kontraproduktif,” ujarnya.
Bahkan, aksi tersebut akan semakin menempatkan polisi sebagai musuh dan masyarakat akan bertindak brutal sepertihalnya yang dilakukan Densus 88.
“Sebuah kekerasan yang eksesif terhadap sebagian anggota masyarakat dan akan mendulang sikap antipati masyarakat terhadap anggota Polri secara keseluruhan. Lihatlah di banyak tempat polisi telah menjadi ‘musuh’ masyarakat dan sebagian masyarakat bertindak brutal ya karena ada yang mencontohkan seperti halnya tindakan Densus 88,” tutupnya.
Label:
INFO
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar