Serangan bertubi-tubi diterima Kapolri
Jenderal Sutarman saat peluncuran buku
'Hoegeng polisi dan menteri teleladan'.
Narasumber yang datang dari DPR, KPK dan
pengamat antikorupsi langsung
membandingkan Hoegeng dengan polisi-polisi zaman sekarang. "Saya tanya pada mayor dan kolonel polisi.
Apa yang terlontar, 'Abraham kami mau
berubah, kami mau jadi polisi yang baik tapi
gimana kita bisa baik, kalau terus kita ditarget
sama atasan," kata Abraham di Gramedia
Pondok Indah, Minggu (17/11). Terakhir serangan disampaikan anggota DPR
Komisi III, Bambang Soesatyo. "Karena di polisi masih budaya lama dengan
modifikasi yang mengikuti filosofi katak,
menyembah ke atas yang di bawah setor ke
atas. Ini ada di kepolisian, ini PR pak Tarman,"
kata Bambang. Sutarman yang duduk berseberangan dengan
ketiga narasumber hanya tertunduk dan
sesekali menulis di memonya. Sutarman
mencoba menahan air mata yang hendak jatuh
meski beberapa bulir air mata tidak bisa dia
bendung. "Kritik dan masukan akan saya terima, harus
saya perbaiki saya tidak akan marah, akan
senyum, tenang. Jabatan itu hanya amanah
besok pun turun harus sudah siap," jawabnya. Kapolri Jenderal Sutraman berjanji akan
menanamkan nilai kejujuran pada polisi di
seluruh Indonesia. Sosok mantan Kapolri
Jenderal (Purn) Hoegeng harus menjadi teladan
bagi seluruh anggota Korps Bhayangkara. "Nilai-nilai yang harus diteladani ditengah-
tengah masyarakat ialah kejujuran. Polisi sebagai teladan masyarakat," ujar Sutarman
di Gramedia Pondok Indah Mal, Minggu (17/13). Sutarman mengaku membaca buku Hoegeng
sampai habis hingga berulangkali. Menurut
Sutarman, Hoegeng sosok keteladanan bagi
Polri bisa menjadi panutan. "Terharu membaca bukunya, yang pertama
beliau orangnya sangat bersih, kedua beliau
orang jujur katakan lah, iya kalau iya, tidak
kalau tidak. Beliau orang sederhana dia tidak
mau menerima fasilitas negara," kata
Sutarman Menurut Sutarman, buku Hoegeng diterbitkan
dinilai sangat tepat sehingga dengan
terbitkannya buku ini dapat menjadikan
inspirasi seluruh pihak lembaga tertinggi
negara. "Negara yang kuat harus dimiliki keluarga-
keluar ga yang kuat sehingga kita menjadi keluarga yang baik, beliau ini menitipkan pada
kita" kata Sutarman Sutarman berjanji akan mengamanahkan
kejujuran dari sosok Hoegeng, yang mampu
membersihkan kejahatan dari keterpurukan
bangsa. "Sumber daya manusia kalau dipimpin
orang jujur, negara kita akan kuat,"
tandasnya.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar