Pencarian

News Update :

Translate

Publik Australia Minta Pemerintahnya Minta Maaf kepada RI

Rabu, 20 November 2013

Hasil polling di laman The Sydney
Morning Herald.
VIVAnews - Laman The Sydney Morning Herald menggelar jajak pendapat (polling)
untuk mengumpulkan pendapat pembacanya
soal ketegangan hubungan Australia dan
Indonesia. Indonesia marah karena Australia
pernah menyadap telepon Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono dan istrinya Ani Yudhoyono tahun 2009. Media massa Australia ini menanyakan
kepada pembacanya, apakah Australia harus
meminta maaf karena sudah menyadap
telepon Presiden dan Ibu Negara Indonesia? Polling yang ditutup 18 November 2013 itu
diikuti 2.604 pembaca SMH. Dari jumlah itu, 59
persen menjawab bahwa Australia
seharusnya meminta maaf. Dan hanya 34
persen yang menjawab sebaliknya. Selain itu, 7 persen pembaca SMH menjawab
tak yakin. Dikutip dari lamannya, SMH
menyatakan, jajak pendapat ini tidak ilmiah
dan hanya mencerminkan pendapat dari
pengunjung yang telah memilih untuk
berpartisipasi. Diberitakan sebelumnya, The Guardian dan
The Sydney Morning Herald menjelaskan
cukup gamblang atas skandal penyadapan
telepon SBY dan para pejabatnya oleh
Australia. Suatu hari pada Agustus 2009, ada panggilan
telepon dari Thailand yang masuk ke ponsel
E90-1 milik Presiden Susilo Bambang
Yudhoyono. Panggilan itu dari nomor tak
dikenal. Badan Intelijen Australia (Defence Signals
Directorate) bersiap menjalankan misinya:
mencegat dan menyadap panggilan telepon
itu. Sayangnya, perbincangan telepon itu tak
berlangsung lama. DSD tak berhasil memenuhi
tugasnya. “Informasi lebih lanjut saat ini nihil (tak
memenuhi batas waktu – perbincangan hanya
berlangsung satu menit),” demikian catatan
yang tertulis di bagian bawah slide presentasi
berjudul ‘Indonesian President Voice
Intercept (August ’09) milik Departemen Pertahanan Australia dan DSD. Kata-kata
‘Top Secret’ tercantum di bagian atas slide
berformat PowerPoint itu. Itulah salah satu dokumen yang dibocorkan
mantan kontraktor Badan Intelijen Amerika
Serikat (NSA), Edward J Snowden, dan
dipublikasikan luas oleh Guardian Australia
bersama Australian Broadcasting Corporation
serta The Sydney Morning Herald, Senin 18 November 2013. Penyadapan semacam ini
dilakukan Australia sejak teknologi 3G masuk
ke Asia. Bukan hanya Presiden SBY yang disadap, tapi
juga Ibu Negara Kristiani Herawati atau Ani
Yudhoyono dan 8 pejabat RI lainnya, yakni
Wakil Presiden Boediono, mantan Wapres
Jusuf Kalla, mantan Juru Bicara Kepresidenan
Bidang Luar Negeri, Dino Patti Djalal, yang kini menjadi Duta Besar RI untuk AS, mantan Juru
Bicara Kepresidenan, Andi Mallarangeng,
mantan Menteri Sekretaris Negara, Hatta
Rajasa, yang kini menjabat Menteri
Koordinator Perekonomian, mantan Menteri
Koordinator Perekonomian Sri Mulyani Indrawati yang kini menjabat Direktur Bank
Dunia, mantan Menteri Koordinator Politik
Hukum dan HAM Widodo AS, dan mantan
Menteri Negara BUMN Sofyan Djalil. (one)
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Arek Japan Kulon 2010 -2011 | Design by Bukan Gagal Maksud | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.