Pencarian

News Update :

Translate

Cerita Gus Dur Persilakan Bendera OPM Berkibar di Papua

Sabtu, 07 Desember 2013

1 Desember selama ini diperingati sebagai hari
ulang tahun kelompok separatis Organisasi
Papua Merdeka (OPM). Polisi dan TNI pun sibuk
melakukan penyisiran di Papua untuk
menangkap dan melarang warga yang akan
mengibarkan bendera OPM. Tahun ini pun polisi kembali melakukan
pengamanan agar bendera kelompok
separatis itu tidak berkibar di bumi Papua. "Secara umum kondusif baik sebelum maupun
setelah tanggal 1 Desember 2013," kata Kabag
Ops Polres Mimika Komisaris Polisi Arnolis
Korwa, Senin (2/12). Namun hal ini berbeda ketika Abdurrahman
Wahid atau Gus Dur menjadi Presiden. Gus Dur
mempersilakan bendera bintang kejora
dikibarkan di Papua pada peringatan 1
Desember. Apa alasannya? Gus Dur menyebut bahwa bendera Bintang
Kejora hanya sebuah umbul-umbul seperti
yang ada ketika pertandingan sepak bola. Gus
Dur pun meminta TNI tidak terlalu risau
dengan pengibaran bendera tersebut. Hal ini seperti yang disampaikan Mubarok saat
menghadiri acara 1000 hari meninggalnya Gus
Dur . Mubarok mendapatkan cerita ini dari
mantan Menteri Kelautan Freedy Numberi
yang menyaksikan sendiri bagaimana Gus Dur
mendamprat Wiranto gara-gara bendera OPM tersebut. Saat itu Wiranto masih menjabat Menko
Polkam dan melapor ke Pak Presiden Gus Dur
terkait pengibaran bendera OPM, Bintang
Kejora. "Bapak Presiden, kami laporkan di Papua ada
pengibaran bendera Bintang Kejora," ujar
Mubarok menirukan Wiranto saat melapor. Mendengar laporan tersebut, kemudian Gus
Dur bertanya, "Apa masih ada bendera Merah
Putihnya?" tanya Gus Dur . "Ada hanya satu, tinggi," ujar Wiranto sigap. Mendengar jawaban itu, Gus Dur kemudian
menjawab, "Ya sudah, anggap saja Bintang
Kejora itu umbul-umbul," ujar Gus Dur santai. "Tapi Bapak Presiden, ini sangat berbahaya,"
sergah Wiranto . Gus Dur pun marah dan segera mendamprat
Wiranto , "Pikiran Bapak yang harus berubah,
apa susahnya menganggap Bintang Kejora
sebagai umbul-umbul! Sepakbola saja banyak
benderanya!" ucap Gus Dur . Dalam sebuah diskusi di Kantor PBNU pada
Jumat (06/07/2007) Gus Dur yang sudah tidak
lagi jadi presiden, kembali menyebut
alasannya memperbolehkan bendera Bintang
Kejora berkibar. Gus Dur menganggap bendera
Bintang Kejora hanya bendera kultural warga Papua. "Bintang kejora bendera kultural. Kalau kita
anggap sebagai bendera politik, salah kita
sendiri," kata Gus Dur kepada wartawan di
Kantor PBNU, Jalan Kramat Raya, Jakarta,
Jumat (6/7). Gus Dur, yang saat menjabat presiden
mengabulkan permintaan masyarakat Irian
Jaya (waktu itu) untuk menggunakan sebutan
Papua, justru menuding polisi dan TNI tidak
berpikir mendalam ketika melarang
pengibaran bendera Bintang Kejora. "Ketika polisi melarang, tidak dipikir
mendalam, (tim) sepak bola saja punya
bendera sendiri. Kita tak perlu ngotot sesuatu
yang tak benar," katanya. Menurut Franz Magnis Suseno , pemberian
nama Papua pada Irian Jaya dan pemberian
izin pengibaran bendera Bintang Kejora bukan
tanda Gus Dur meremehkan terhadap
Indonesia. Hal itu justru sebaliknya, Gus Dur
mau membantu orang-orang Papua untuk bisa menghayati Ke-Indonesiaan dari dalam. "Gus Dur percaya pada Orang Papua. Gus Dur
tahu bahwa itulah cara untuk merebut hati
suatu masyarakat yang puluhan tahun merasa
tersinggung, tidak dihormati, dan bahkan
dihina. Karena itu orang-orang Papua
mencintai Gus Dur ," ujar Franz Magnis dalam kata pengantar buku karangan Muhammad AS
Hikam, berjudul 'Gus Dur Ku, Gus Dur Anda dan
Gus Dur Kita'.
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Arek Japan Kulon 2010 -2011 | Design by Bukan Gagal Maksud | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.