Pencarian

News Update :

Translate

Inggris kirim Pesawat ke Singapura, RI Beli Mig-19 dan Rudal

Selasa, 11 Februari 2014



Gara-gara
pernyataan Soekarno , Inggris
pernah panik sampai mengirim
pesawat- pesawat pembomnya
ke Singapura. Kisah ini terjadi
sebelum peristiwa perang
konfrontasi Indonesia dengan
Malaysia pada 1963-an.

Cerita ini bermula ketika
Malaysia dan Filipina bertika
memperebutkan wilayah.
Indonesia, awalnya memilih
diam, tidak terlibat dan tidak
memihak. Namun pada 8
Desember 1962, terjadi
pemberontakan di Brunei.
Azhari, dari Manila menyatakan
dirinya sebagai perdana
menteri di Kalimantan Utara
yang baru.

Adalah sangat mengherankan
ketika Perdana Menteri
Malaysia Tunku Abdul Rahman
Putra Al-Haj , cepat menunjuk
telunjuknya mencurigai
Indonesia. Tunku Abdul
Rahman menuding Indonesia
menggerakkan revolusi itu,
meski sudah nyata terbukti
bahwa Azhari waktu itu
berasal dari Manila, dan terus
menerus mengadakan kontak
dengan Wakil Presiden Filipina,
Pelaez.

Abdul Rahman juga menyerang
pribadi Soekarno , dan
menyampaikan peringatan,
"jangan campuri urusan
Kalimantan Utara!" Sebaliknya,
Bung Karno masih bisa
menahan diri dan tidak
membalas apa-apa.
Baru pada April 1963, Presiden
Soekarno membayangkan
bahwa dia sudah siap lagi
untuk bertempur. Di hadapan
wartawan Asia-Afrika di
Jakarta, Bung Karno
mengatakan, "Perjuangan
rakyat Serawak, Brunei, dan
Sabah adalah bagian dari
perjuangan negara-negara
yang baru muncul (the New
Emerging Forces) yang
membenci 'penghisapan
manusia oleh manusia'."
Itu sekaligus menjadi jawaban
Soekarno terhadap serangan
Inggris yang nyata-nyata
dilancarkan melalui Tunku
Badul Rahman. Sejak saat itu
seluruh kekuatan politik dan
fisik Indonesia dicurahkan
untuk kampanye "Ganyang
Malaysia".

Aidit dan Nyoto segera tampil
dan menyanyikan lagu
"Ganyang Malaysia," yang
kemudian diikuti partai politik
lainnya. Inggris panik
menghadapi keadaan itu, lalu
mengirim pesawat- pesawat
pembomnya ke Singapura,
yang waktu itu juga jajahan
Inggris.

Bung Karno kembali menjawab
dengan mengirim Kepala Staf
Angkatan Udara Omar Dhani
ke Moscow, untuk membeli
beberapa buah Mig-19 dan
peluru kendali dari udara ke
Tanah Air. Kondisi itu
membuat gusar Presiden
Amerika Serikat Kennedy,
sampai harus mengirim surat
ke Soekarno .
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Arek Japan Kulon 2010 -2011 | Design by Bukan Gagal Maksud | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.