Jakarta - Kesepakatan Partai
NasDem membela Jokowi di
Pilpres 2014, Metro TV sebagai
media milik Surya Paloh mulai
aktif mensiarkan isu penculikan
aktivis 1998 oleh Kopassus yang
saat itu dikomandoi oleh
Prabowo.
Ada yang berbeda dengan gaya
dan konten pemberitaan di
stasiun televisi berita nasional
Metro TV saat ini. Televisi berita
pertama di Indonesia itu kini
mulai gencar menelanjangi Ketua
Dewan Pembina Partai Gerindra,
Prabowo Subianto, terkait isu
penculikan aktivis di tahun 1998
silam.
Perubahan sikap redaksional
Metro TV ini tak lepas dari sudah
terjalinnya kesepakatan antara
Ketua Umum Partai NasDem, Surya
Paloh yang mendukung
pencapresan Jokowi dari PDI
Perjuangan.
Untuk diketahui, Surya Paloh
sendiri adalah pemilik atau big
boss dari Metro TV, yang sudah
diprediksi bakal dijadikan sarana
untuk “perang udara” demi
mensukseskan pencapresan
Jokowi.
Fenomena ini menurut pengamat
politik dari Universitas Jayabaya-
Jakart a, Igor Dirgantara,
mengaku heran jika ada media
massa yang mengangkat isu
pelanggaran HAM yang
dialamatkan kepada Prabowo.
“Inikan bukan hal baru, namun
kini kembali dimunculkan untuk
kepentingan politik menjelang
Pemilu Presiden 2014. Seluruh
rakyat Indonesia sudah tahu ini.
Kok saat Megawati menggandeng
Prabowo di Pilpres 2009, isu ini
nggak dimunculkan,” ujar Igor,
Menurut Igor, jika ada media
massa yang kembali mengangkat
persoalan itu, hampir bisa
dipastikan hal itu adalah by
design. Apalagi, di Pilpres 2014
ini, PDIP dan Gerindra akan
berada di posisi saling
berlawanan dengan mengusung
capres masing-masing.
“Kasus ini sudah terjadi 1998
silam dan semua orang Indonesia
tahu prabowo hanya korban
pimpinan. Tapi yang menarik,
elektabilitas Prabowo malah naik
dan Gerindra kini jadi parpol tiga
besar. Artinya apa ini, isu itu
sudah tak laku dijual dan
Prabowo sudah kebal dengan isu
itu,” tegas Igor.
Selain menyerang Prabowo, Metro
TV dinilai berlebihan dalam hal
pemberitaan sepak terjang
jagoanya, Jokowi dinilai ‘over
dosis’. Sementara pesaingnya,
Prabowo, porsinya sangat minim.
Metro TV telah melakukan
pembodohan terhadap rakyat
Indonesia. Mestinya Metro TV
menayangkan secara adil masing-
masing profil capres dengan
jumlah minute yang sama dan
juga jam yang sama setiap hari
atau beberapa waktu dalam
seminggu.
0 komentar:
Posting Komentar