Pencarian

News Update :

Translate

Bambang, Cinta Ditolak Jadi Kepala Desa dan Petani Sukses

Kamis, 05 September 2013


Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat dan Bambang Supriyadi
Safari Ramadhan VI BNP2TKI Hari ke-10
Bambang, Cinta Ditolak, Jadi Kepala Desa dan Petani SuksesNgawi, BNP2TKI, Senin (21/7) - Gagal meraih cinta bunga desa, telah membuat Bambang Supriyadi (34) pergi jauh ingin melupakannya.
Tak sengaja, Bambang main ke rumah teman kakaknya yang baru pulang dari Korea Selatan. Dia kaget ketika pulang teman kakaknya itu membawa uang sekitar Rp180 juta. Akhirnya ia minta dibantu untuk bisa berangkat ke negeri.
Singkat cerita, tahun 2002 pria yang ketika itu berusia 22 tahun itu pun akhirnya berangkat ke Korea dan bekerja di Negeri Ginseng hingga 2005.
"Di Korea saya kerja di pabrik peleburan gaja," ujar Bambang menceritakan pengalamannya kepada Kepala BNP2TKI Moh Jumhur Hidayat di rumahnya di Desa Randuwongso, Kec Gerih, Kab Ngawi, Senin (21/7).
Jumhur berada di Ngawi dalam rangkaian Safari Ramadhan VI BNP2TKI di Pulau Jawa 13-25 Juli 2013.
Menurut Bambang, tujuannya kerja ke Korea hanya satu yaitu mengumpulkan modal untuk modal usaha. "Kalau miskin itu tidak enak dan serba susah," katanya.
Di pabrik pengeboran Bambang bekerja normal 8 jam per hari dan lembur 3 jam per hari. "Saya masuk jam 8 pagi dan pulang jam 1 dini hari tiap hari," katanya.
Soal gaji, katanya, karena tiap hari kerja dengan jam kerja yang panjang tiap bulan ia mendapat bersih Rp24 juta. Dari gaji ini setelah dikumpulkan selama 3 tahun menjadi Rp514 juta.
Ketika kontraknya habis pada tahun 2005 Bambang pun memutuskan pulang ke Ngawi, Jawa Timur. Dengan modal yang dibawanya Rp514 juta ia optimis bisa memulai usaha.
"Saya mulai usaha jual beli padi dari petani tahun 2005," ujarnya.
Dua tahun sukses berbisnis, Bambang pun dicalonkan menjadi Kepala Desa Randuwongso pada tahun 2007 oleh warganya. Dia dianggap pemuda pelopor yang telah berhasil mengubah wajah desanya.
"Saya terpilih sebagai Kepala Desa dan baru 4 hari lalu pensiun," katanya.
Bambang menceritakan, dari usaha pengumpul padi ini ia per 3 bulan panen bisa mendapatkan laba bersih Rp80 juta atau rata-rata Rp25 juta per bulan. Dari usahanya ini ada 8 pekerja yang ikut terlibat dengannya.
Keuntungan itupun ia dapat setelah terlebih dahulu memberi pinjaman petani untuk membeli pupuk. "Total dana yang saya pinjamkan untuk 120 hektar sawah sekitar Rp600 juta," katanya.
Dari keuntungan, Bambang sudah bisa membantu biaya 2 pendidikan adiknya hingga menjadi perwira polisi dan 1 lagi adiknya yang masih kuliah di Universitas Airlangga.
"Kunci sukses saya, jujur dan kerja pintar," papar Bambang.(zul/toh/b)
Share this Article on :

0 komentar:

Posting Komentar

 

© Copyright Arek Japan Kulon 2010 -2011 | Design by Bukan Gagal Maksud | Published by Borneo Templates | Powered by Blogger.com.